Pertemuan antara Raja dan Nadhifa bisa dibilang tidak
terlalu sukses, karena mereka berdua hanya bertemu, saling pandang, makan,
pulang. Suatu hal yang sangat membosankan bagi seorang remaja normal tentunya.
Itulah yang dipikirkan David saat ini. Beberapa hari kemudian dikampus tepat
pada saat jam istirahat siang, David berencana untuk menemui Nadhifa kembali.
Menjelaskan tentang sikap dan sifat yang memang selalu ada pada Raja.
“Yang bener?” Tanya Yansen.
“Iya, duh pokoknya kaku banget deh, keliatan banget
cupunya.” Ucap Nadhifa.
“Tuh kan apa gue bilang. Orangnya pasti cupu, untung gue
ga ikut.” Ucap Yansen dengan ekspresi lega.
“Yahh elo ga ikut gue yang kesiksa. Mati gaya banget gue
didepan dia.” Ucap Nadhifa.
“Ciee.” Ledek Yansen.
“Ihh bukan mati gaya karena kekerenan dia bukan. Gue mati
gaya karena memang bingung mau bicara apa, mau ngebahas apa sama dia atau
apalah. Karena dianya sendiri gitu, diem banget. Irit. Jarang ngomong.” Ucap
Nadhifa.
“Emang bayangan lo soal temennya si David itu gimana sih
sebelumnya?” Tanya Yansen.
“Yah, gue kira orangnya putih, ganteng, badan atletis,
baik, humoris. Gitu deh pokoknya.” Ucap Nadhifa.
“Dan fakta dilapangan mengatakan?” Tanya Yansen.
“Jauh banget.” Ucap Nadhifa. Mereka kemudian tertawa
bersama, dari tadi David mendengar percakapan mereka dibalik pintu kelas.
Mendengar hal itu dia benar-benar sangat marah dan menyesal. Marah karena
sahabat terdekatnya dijadikan bahan ledekan, menyesal karena sudah
memperkenalkan Nadhifa ke Raja. Dengan cepat David meninggalkan fakultas ilmu
pengetahuan dan budaya, kemudian menuju warung tempat biasa dia mengobrol dengan
Raja.
Dari jauh terlihat Raja sudah berada disana sedang duduk
sambil membaca buku. Dengan kejadian tadi yang masih terngiang jelas dikepala
David. Dia berencana untuk tidak mendekatkan Raja dengan Nadhifa lagi. David
berfikir seseorang seperti Nadhifa yang mengedepankan penampilan fisik tidak
akan membuat Raja bahagia nantinya.
“Sedang apa?” Tanya David yang sudah berada didekat Raja.
“David. Lihat. Aku akhirnya menemukan buku tentang
bagaimana untuk bisa lebih dekat dan mencari perhatian seorang gadis.” Ucap
Raja dengan semangat. Didalam hati, David sebenarnya ikut senang karena
akhirnya Raja memiliki ketertarikan ke hal lain selain mata kuliahnya. Tapi
disisi lain dia berharap Raja menemukan seorang wanita yang benar-benar
menerimanya apa adanya.
“Ohh bagus. Lo dapat itu darimana?” Tanya David kemudian
duduk disebelah Raja.
“Tadi tidak sengaja aku menemukannya di perpustakaan.
Setelah dibaca beberapa halaman, aku putuskan untuk meminjamnya. Karena kupikir
ini akan berguna saat kencan kedua aku dengan Nadhifa nantinya.” Ucap Raja
dengan antusias. Mendengar itu David kaget, dia tidak berfikir kalau Raja bisa
sebegitu cepatnya tertarik pada seorang wanita.
“Lo serius?” Tanya David.
“Iya, aku serius.” Ucap Raja mantap.
“Tapi lo kan baru bertemu dengannya kemarin malam? Dan
biasanya lo ga terlalu tertarik dengan cewe. Kenapa sekarang?” Tanya David.
“Ya, entahlah. Sepertinya aku mulai menyukainya.” Ucap
Raja sambil tersenyum. David hanya terdiam dan berfikir bagaimana caranya untuk
menjauhkan mereka berdua.
“Kau kenapa? Sepertinya tidak senang aku menyukainya. Apa
kamu juga suka pada Nadhifa?” Tanya Raja.
“Tidak. Bukan itu, masalahnya....” Ucap David yang ragu.
“Ada apa?” Tanya Raja. David memikirkannya. Tidak mungkin
dia berterus terang kalau Nadhifa secara sembunyi sembunyi meremehkannya. Jika
David memberitahukan hal itu, peluang Raja percaya pada seorang wanita akan
semakin kecil. Dan dia akan semakin menutup diri dari wanita.
“Ahh tidak.” Ucap David. Raja menatapnya dengan tatapan
penuh curiga.
“Ada hal yang kau sembunyikan kan?” Tanya Raja penuh
selidik.
“Tidak. Lo hanya berprasangka buruk aja.” Sangkal David.
“Ohh iya. Kau dan pacarmu bisa datang ke rumahku nanti
sore?” Tanya Raja.
“Ada apa?” Tanya David.
“Adikku masuk ke lubang yang sama lagi.” Keluh Raja.
“Apa? Berapa dalam?” Ucap David kaget.
“Bukan!! Maksudku tentang kisah asmaranya.” Ucap Raja.
“Astaga. Lo bikin gue jantungan aja.” Ucap David sambil
menghembuskan nafasnya.
“Kemarin malam dia diputuskan pacarnya. Kemudian sampai
saat ini, dia hanya mengurung dirinya dikamar. Aku dan ibu sudah melakukan
berbagai cara, tapi tetap saja dia tidak mau keluar.” Ucap Raja
“Begitu. Oke, nanti sore gue dan Gre akan kerumah lu.”
Ucap David.
“Aku tunggu David.” Ucap Raja.
“Iya.” Ucap David. Tentu saja, melihat kekhawatiran Raja
pada adiknya sendiri semakin membuat David yakin untuk menjauhkan Nadhifa dari
kehidupan Raja. Dia benar-benar tidak tega melihat Raja akan disakiti oleh
Nadhifa nantinya.
Cuaca sore hari ini sedikit mendung. Sebelum pergi
kerumah Raja. David pergi terlebih dulu kerumah Shania Gracia untuk
menjemputnya dan berangkat bersama ke rumah Raja.
‘tok tok tok’
Sambil menunggu seseorang membukakan pintu, David hanya
terus memperhatikan penampilannya, sekali-kali dia merapikan baju yang
dikenakannya agar terlihat lebih tampan didepan kekasihnya. Beberapa saat
kemudian seseorang membukakan pintu, senyum David semakin mengembang mengetahui
kalau yang membukakan pintu dan saat ini tepat berada didepannya adalah sosok
pujaan hatinya.
“Terlihat anggun seperti biasanya.” Puji David yang hanya
dibalas senyum oleh Gracia.
Shania Gracia, sesosok gadis cantik berpostur sedang,
tidak terlalu gemuk tapi juga tidak kurus, pipi yang terlihat sedikit lebih
berisi daripada kebanyakan gadis lainnya membuat penampilan Gracia semakin
menarik. Terutama dihadapan sosok yang gagah dan tampan itu. Selain kuliah, dia
juga hobi menari. Bahkan kegiatan sehari harinya setelah pulang kuliah selalu
disempatkan untuk berlatih menari dengan sebuah komunitas seni yang dia ikuti.
Wind Dancer, adalah nama grup tari yang Shania Gracia
ikuti. Grup ini adalah grup tari yang sedikit banyak sudah tampil di beberapa
acara dan pertunjukan. Gracia sudah bergabung dengan grup ini sekitar 1 tahun
lalu. Dengan semangat dan hobinya yang menari, dia benar benar merasa senang
bisa berada di grup ini. Gadis bergigi gingsul ini bahkan punya mimpi tampil di
panggung internasional bersama rekan rekannya yang lain.
“Mau berangkat sekarang?” Tanya Gracia.
“Ya, terserah tuan putrinya dong.” Goda David. Gracia
hanya tersipu malu mendengarnya.
“Yaudah yuk.” Ucap Gracia.
“Siap!” Ucap David. Tapi sebelum berangkat, David memohon
ijin kepada kedua orang tua Gracia karena mengajak anak mereka pergi. David
adalah orang yang ramah, sangat ramah terutama pada orang yang lebih tua.
Itulah salah satu kenapa Gracia juga suka dan kagum sama David. Kedua orang tua Gracia juga
senang melihat anaknya dekat dengan David. Mereka percaya kalau David bisa
menjaga Gracia dengan baik.
Beberapa menit mereka lalui untuk sampai ke rumah Raja
menggunakan mobil milik David. Setelah berada didepan pintu, David mengetuk
pintunya dan tidak lama kemudian sesosok wanita paruh baya membukakan pintunya.
“David? Dan Shania. Ayo masuk, Raja dan Yuriva ada
didalam kok.” Ucap Ibunya Raja.
“Iya tan, makasih.” Balas David. Kemudian masuk kedalam
rumah dengan Gracia.
“Raja!! Kemari nak, ada David dan Shania datang.” Ucap
Ibunya Raja yang sedikit berteriak.
“Iya bu, sebentar.” Balas Raja yang juga sedikit
berteriak.
“Silahkan duduk dulu.” Tawar Ibunya Raja.
“Ahh iya makasih tan.” Ucap David kemudian duduk di sofa
yang tersedia diikuti oleh Gracia.
“Semakin cantik aja kamu Shania.” Ucap Ibunya Raja.
“Makasih tan.” Ucap Gracia yang tersipu malu dipuji oleh
ibunya Raja.
“Beruntung banget kamu David, bisa punya pendamping
seperti Shania. Udah cantik, baik, sopan, jago nari juga ya kan?” Ucap Ibunya
Raja.
“Engga jago juga tan. Biasa aja.” Ucap Gracia rendah
hati.
“Andai Raja juga nantinya bisa mendapatkan seorang gadis
yang seperti kamu, ibu pasti akan sangat senang.” Ucap Ibunya Raja.
“Kalau soal itu saya percaya tan. Raja pasti akan sangat
selektif memilih calon pendamping hidupnya nanti.” Ucap David yang tidak yakin
dengan perkataannya sendiri.
“Kamu tolong awasi dia yah.” Ucap Ibunya Raja.
“Iya tan.” Balas David. Raja akhirnya turun dari kamarnya
dan sudah berpakaian rapi.
“Loh, Yuri mana bu?” Tanya Raja.
“Dia masih dikamarnya.” Ucap Ibunya Raja.
“Ohh astaga. Anak itu.” Ucap Raja dengan sedikit kesal..
“Hei, kamu bantuin Raja gih. Aku kurang yakin Raja bisa
bicara baik-baik dengan adiknya.” Bisik David pada Gracia.
“Iya. Tunggu sebentar ya.” Balas Gracia dengan berbisik
juga.
Didepan pintu kamar Yuriva Raja mengetuk pintu dengan
sedikit keras.
“Yuri!! Cepatlah keluar!! Sampai kapan kau bersikap
seperti itu?” Bentak Raja. Sementara didalam kamar, Yuriva benar-benar takut
akan sifat kakaknya. Dia menyelimuti dirinya dengan selimut.
“Jangan terlalu keras pada adikmu.” Ucap Gracia dari
belakang lalu mengetuk pintu dengan pelan.
“Yuri, ini kak Gre. Kamu didalam kan? Boleh kakak masuk?”
Ucap Gracia dengan penuh perhatian.
“Kenapa kamu kesini?” Tanya Raja.
“Soal Yuriva biar aku yang menanganinya.” Ucap Gracia
“Apa benar kamu bisa mengurusnya?” Tanya Raja ragu.
“Aku juga seorang perempuan. Percayalah padaku. Kau
tunggu saja disana bersama David.” Ucap Gracia meyakinkan. Raja diam sejenak
menatap Gracia, merasa ragu kalau Gracia bisa menyelesaikan masalahnya.
“Baiklah. Aku tunggu disana.” Ucap Raja lalu berjalan
pergi meninggalkan urusan adiknya kepada Gracia.
“Yuri. Boleh aku masuk? Tidak baik kamu terus terusan
terpuruk seperti ini. Jangan terus terusan menatap masa lalu, kamu juga harus
bisa melihat kedepan.” Ucap Gracia dibalik pintu. Mendengar perkataan Gracia.
Hati Yuriva tergerak dan beranjak dari kasur lalu membukakan pintu kamarnya
untuk Gracia.
“Syukurlah kamu mau mendengarkan kata kataku.” Ucap
Gracia. Melihat mata Yuriva yang begitu lebam seperti bekas menangis, Gracia
merasa sangat iba padanya. Mungkin setiap malam dia terus menangis mengenang
hubungannya yang sebelumnya. Tanpa pikir panjang Gracia langsung memeluk erat
Yuriva. Memberikan dekapan hangat, memberikan sedikit perhatian yang sangat dia
butuhkan saat ini. Saat saat yang sangat krusial bagi seorang wanita. Jika
salah dalam menyelesaikan masalahnya, mungkin akan berdampak pada tindakan yang
bisa beresiko pada hidupnya sendiri.
Sementara itu diruang tamu Raja masih merasa kesal dengan
sikap adiknya yang sangat cengeng. Hal itu sangat terpancar jelas di wajah
Raja, dan David juga sudah memprediksinya.
“Udahlah, serahin semuanya sama Gre. Gue yakin dia bisa
ngatasin masalah ini.” Ucap David meyakinkan Raja.
“Tapi tetap saja.” Ucap Raja.
“Bukannya lo sendiri yang nyuruh gue untuk ngajak Gre
biar bisa kasih solusi yang bagus mengenai masalah adik lo itu.” Ucap David.
“Iya sih. Lagian aku ngga habis pikir. Kenapa juga dia
harus menangis hanya untuk seorang laki-laki brengsek yang tukang selingkuh
itu.” Ucap Raja sangat kesal.
“Tapi ngga sepenuhnya salah Yuri juga kan? Dia hanya
berfikir kalo memang si Dion itu ya terlihat perfect dimatanya. Dan mungkin aja
sampai saat ini, Yuri masih menyangkal kalau si Dion itu selingkuh didepan
matanya. Dia berharap kalau semua yang dia lihat waktu itu hanyalah sebuah
mimpi. Dan dia akan segera terbangun dari mimpi itu.” Ucap David.
“Kalau saja waktu itu aku ada disana.” Ucap Raja kesal.
“Kalau lo ada disana maka si Dion hanya tinggal nama.
Udahlah, lo juga sebagai kakak harusnya jangan menggunakan emosi untuk
menghadapi masalah kayak gini.” Saran David.
“Maaf. Aku hanya khawatir saja pada Yuri.” Ucap Raja.
“Di usia Yuri memang lagi tinggi tingginya untuk ber asmara
ria. Semua orang pernah merasakannya.” Ucap David.
“Tapi aku ngga.” Ucap Raja.
“Ehh? Dasar cyborg.” Ucap David.
Setelah menceritakan kejadian malam itu pada Gracia,
Yuriva jadi sedikit lebih tenang. Meski masih menangis, tapi Gracia masih bisa
menenangkan hati Yuriva.
“Jadi dia terlihat sedang berjalan dengan wanita lain
sambil gandengan dan setelah kamu menghampirinya dan meminta penjelasan, ya
jadinya seperti kebanyakan lelaki. Hal hal yang penuh kemunafikan terjadi saat
itu. Benarkan?” Tanya Gracia sambil merangkul Yuriva.
“Padahal aku sangat sayang padanya. Tapi dia membalasnya
begitu kejam.” Ucap Yuriva terisak.
“Jangan khawatir, laki-laki seperti itu cepat atau lambat
pasti akan kena karmanya sendiri.” Ucap Gracia.
“Ditambah aku juga sangat takut sama kak Raja. Kakak tau
sendirikan gimana sifatnya kalau sudah marah. Meski belum pernah memukulku sama
sekali tapi entah kenapa aku sangat takut melihat dia marah.” Ucap Yuri sambil
memeluk erat Gracia.
“Itu artinya Raja sangat sayang padamu. Dia juga sangat
mengkhawatirkanmu. Dibalik sifat cyborg nya yang selalu dibicarakan teman teman
kampus. Sebenarnya dia adalah penyayang yang baik. Selalu peduli pada adik
tercintanya.” Terang Gracia.
No comments:
Post a Comment