Sunday, May 15, 2016

Langit Biru Bagian 1


Namaku Kido, aku baru saja pindah rumah bersama Ibu dan kakakku. Dan artinya juga aku harus pindah sekolah. Aku baru kelas 1 SMA.. yah… padahal aku baru saja menjadi murid baru disekolah lamaku, disana aku juga baru mendapat teman baru, namun Ibuku memutuskan untuk pindah rumah dengan beberapa alas an yang tidak perlu aku tau.

Pagi yang cerah akhirnya telah menyapa. Aku bersiap untuk berangkat ke sekolah baruku. Aku berjalan ke meja makan untuk sarapan bersama Ibu dan Kakakku. Kakakku seorang mahasiswi di salah satu universitas, dia baru memulai semester 3 dikampusnya. Katanya banyak sekali yang suka pada kakakku dikampusnya, tapi anehnya sampai saat ini dia bilang kalau dia belum punya pacar. Anehkan? Namanya Jessica Veranda.

“Mau kaka kantar kesekolah?” Ucap Kakakku. Aku terus melanjutkan makanku.

“Tidak usah.” Kataku sambil masih mengunyah makanan.

“Kido… tidak apa-apa. Sekarang kamu diantar dulu saja sama kakakmu, lagi pula inikan hari pertamamu 
sekolah, banyak yang harus diurus di sekolahmu.” Ucap Ibuku. Hadeehh padahal aku hanya mau berangkat sendiri, soal urusan kepindahanku kan bisa dilakukan sendiri, tapi kalo Ibuku yang memintanya, kemungkinan menolakku jadi menurun.

“Iya bu.” Ucapku datar. Kakakku hanya tersenyum melihatku yang tidak berdaya didepan Ibu. Aku berfikir memangnya dia tidak sibuk dengan kuliahnya apa? Dasar menyebalkan!

Disekolah. Setelah aku dan kakakku sudah mengurus semua berkas berkas kepindahanku diruang kepsek dia pamit pulang.

“Kakak pulang dulu yah, jangan nakal!” Ucapnya sambil megacak acak rambutku. Menyebalkan!!

“Ihh yaudah sana pulang, apa mau aku anter? Kakak kan belum punya pacar.” Godaku. Dia malah mencubit pipiku. Sakit sekali..!!

“Hmm.. dasar ya.. udah berani sama kakak sendiri rupanya.” Ucapnya sambil tersenyum. Aku masih memegang pipiku yang kesakitan karena dicubit oleh kakak yang menyebalkan ini.
 

“Yasudah kakak pamit. Jaga dirimu.” Ucap Kakakku lalu pergi. Aku hanya sedikit tersenyum sambil mengangguk padanya, aku terus memperhatikannya sampai bayangan tubunya hilang. Lalu kepala sekolah keluar dari ruangannya dan mengantarkanku kekelas baruku.

“Hallo namaku Kido, anu… aku harap kalian bisa menjadi teman yang baik.. terimakasih.” Ucapku yang lumayan sedikit gugup ketika harus memperkenalkan diri didepan kelas dengan orang orang yang bahkan aku belum kenal sama sekali.

“Baiklah Kido silahkan kamu cari tempat duduk yang kosong.” Ucap guru didepan. Aku terus melihat sekitar sepertinya semua kursi sudah penuh tapi… ada seseorang yang melambaikan tangannya menunjukan bahwa kursi disebelahnya kosong, mungkin itulah tafsiranku atas apa yang dia lakukan. Aku berjalan mendekatinya dan duduk dikursi yang kosong itu.

“Yo.. Murid baru.. perkenalkan namaku Wahyu.” Ucapnya sambil menjabat tanganku.
 
“Kido.” Aku hanya melihat sekilas kalau dia ini tipe orang yang suka bergaul ramah dan rapih, mungkin itulah kesan pertamaku saat melihat penampilan Wahyu, dan untuk sifat atau mungkin kebiasaannya akan ada waktunya.

‘Kriiingg’

Bel pelajaran telah selesai. Bertepatan dengan waktu istirahat. Dan tidak ada yang aku lakukan, aku hanya diam dikelas karena suasana disini masih terasa sangat asing bagiku, namun..

“Heii Kido Kido, kita ke kantin yuk, katanya disana banyak wanita cantik, kita harus segera kesana agar bisa berkenalan dengan mereka ayo cepat.” Ajaknya dengan antusias, aku sedikit malas namun semangatnya membuatku kehilangan rasa malas sebelumnya yang melandaku. Aku mengiyakan ajakannya dan pergi kekantin agar dia bisa berkenalan dengan wanita cantik yang ada disana. Dikantin……

“Yang mana yang mau kau ajak berkenalan Wahyu?” Tanyaku sambil melihat lihat sekitar kantin. Memang sih banyak sekali  wanita yang cantik dikantin ini tapi ketika aku melihat Wahyu, pandangannya hanya lurus menatap satu wanita. Aku mengikuti arah pandangnya dan ternyata dia sedang memperhatikan seorang Wanita yang sangat cantik disana.

“Kau melihatnya juga kan Kido?” Tanyanya, aku hanya mengangguk dan tanpa disadari aku juga ikut terpesona dengan kecantikan yang dipancarkan wanita itu.

“Lalu.. kau akan kesana dan berkenalan dengannya?” Tanyaku yang membuyarkan lamunannya.

“Entahlah, aku tidak terlalu berani.” Ucapnya. Memang sih kalau dipikir pikir berkenalan dengan wanita secantik itu harus memiliki keberanian yang kuat dan mungkin juga harus memiliki modal yang bagus. Yaa contohnya saja harus memiliki wajah tampan dan semacamnya.

“Jadi?” Tanyaku agar mendapat penjelasan lebih karena kita sudah berdiri disini terlalu lama, takutnya menjadi pusat perhatian dari siswa maupun siswi lain.

“Kita kembali saja kekelas, mungkin aku harus bertanya dulu pada beberapa temannya atau mungkin teman sekelas kita tau dia kelas apa.” Usulnya. Aku menyetujuinya dan kami pun kembali ke kelas.

Tidak terasa bel pulang sudah berbunyi. Aku dan Wahyu pulang bersama, kebetulan arah rumah kami satu arah jadi kami memustuskan untuk pulang bersama berjalan kaki.

“Jadi bagaimana? Sudah mendapatkan info tentang wanita itu?” Tanyaku membuka percakapan. Dia terlihat sedikit murung dan mungkin itu sudah mewakili jawaban yang aku butuhkan.

“Jangan patah semangat, masih ada hari esok dan seterusnya, jadi jangan lesu gitu.” Ucapku menyemangatinya.

“Yah baiklah."

Dijalan kami berdua melihat gadis itu tepat didepan kami sedang berjalan, apa mungkin rumahnya juga searah dengan kami? Entahlah.

“I-itukan.” Ucapnya terbata bata.

“Yasudah cepet samperin, mumpung sendirian.” Ucapku. Dia terlihat masih ragu.

“Baiklah, mungkin kalau berdua akan membuatmu merasa lebih tenang.” Tawarku.

“Tentu saja, ayo.” Ucapnya dengan semangat, kami berdua berjalan sedikit lebih cepat agar bisa menyusulnya. Lalu…

“EKhm..” Ucap Wahyu yang membuka percakapan kita. Aku hanya diam dan memperhatikan tingkahnya.

“Ehh ada orang bikin kaget saja.” Ucap gadis itu sambil tersenyum. Waahhh senyumnya itu. Aku bahkan sampai bengong melihat senyumnya yang begitu cantik dan imut itu.

“Anuu.. maaf mengagetkanmu.” Ucap Wahyu.

“Ahh tidak apa apa kok.” Ucap gadis itu. Aku hanya berjalan dibelakang mereka berdua, meski aku seperti obat nyamuk buat mereka biarlah.

“Sendirian aja. Ga takut diculik?” Ucap Wahyu.

“Iya nih, soalnya temen temenku rumahnya beda arah semua jadi aku sendirian deh pulangnya.” Ucap gadis itu. Ohh jadi rumahnya juga lewat sini, aku bahkan baru tau. Tunggu!!

“Wahyu..” ucapku.

“Apa Kido?” Tanyanya.

“Kamu kan sudah sekolah disini lebih lama dari aku, masa kamu baru tahu rumahnya searah sih.” Ucapku yang memang sedikit aneh menurutku, Wahyu merupakan siswa yang lebih lama dariku disekolah itu, dan aku kan baru pindah, wajar saja aku masih belum tau apa apa.

“Ohh itu, soalnya... aku jarang melihatnya.” Ucapnya.

“Itu karena aku juga murid pindahan.” Terang gadis itu. Jadi begitu, sekarang semuanya sudah jelas.

“Jadi kamu juga murid pindahan sama sepertiku?” Tanyaku, dia mengangguk. Pantas saja

“Ngomong ngomong siapa namamu?” Tanya Wahyu.

“Aku Shani.” Ucap gadis itu. Shani? Seperti sudah mendengar namanya, tapi mungkin juga tidak.

“Shani yah.. ahh aku…”

“Wahyu kan?” ucap Shani mendahului Wahyu.

“Kok tau sih.. jangan jangan..” Ucap Wahyu yang tersipu malu.

“Yah kau sudah tau namaku kan?” Tanyaku pada Shani.

“Kido.” Ucapnya. Wahyu kaget kok dia bisa tau namaku, dia mungkin sedang berfikir negative sekarang.

“Tenang dulu Wahyu, aku juga baru kenal dengan Shani kok.” Jelasku.

“Lalu bagaimana bisa dia tau namamu.?” Tanyanya dengan sedikit emosi.

“Kita kan tadi sempat bertegur dengan memanggil nama masing masing. Ya sudah pasti dia juga jadi tau, kau jangan baper dulu makanya.” Jelasku yang membuat dia shock.

“Benar juga… Hahahahaha. Maaf maaf.” Ucapnya. Mendengar perdebatan kami membuat Shani menahan tawanya.

Diperjalanan pulang kami membahas banyak hal layaknya seorang sahabat, meski nyatanya kami bertiga baru saja kenal tapi aku merasa sudah sangat dekat dengan mereka, kami bahkan bertukar nomor telpon. Akhirnya aku sudah berada didepan rumahku, Shani dan Wahyu pamit untuk pulang juga kerumah mereka masing-masing. Setelah aku masuk aku langsung pergi ke kamar dan tiduran di kasur, rasanya seru sekali, baru kali ini aku merasa sangat senang.

Tok tok tok---

“Masuk saja tidak dikunci kok.” Ucapku.

“Kakak masuk ya.” Ucap salah seorang dibalik pintu. Ternyata kak Ve, setelah masuk dia duduk disamping ku yang masih tiduran telungkup.

“Gimana sekolahnya?” Tanya kak Ve

“Yahh seru.. lumayan seru kok.” Ucapku

“Ohh seru yah, udah dapat teman baru?” Tanyanya lagi. Aku mengacungkan jempol ku yang artinya ‘Sudah’. Mataku sudah benar benar berat, aku ngantuk sekali,  namun aku merasa ada seseorang yang mengelus kepalaku, membuat aku semakin merasa ngantuk dan berat dan sebelum aku tertidur aku mendengar sebuah bisikan ‘Jaga dirimu baik baik yah.’

No comments:

Post a Comment